Jumat, 21 September 2012

Pejuang Tangguh

Di pulau hedo diceritakan
Sang pelaut menatap bibir pantai dari kedekatan
Gulungan ombak saling berhamburan menyapa pandangan
Siraman deras hujan diiringi deru halilintar tak ketinggalan
Menghadirkan nuansa kelam menakutkan
Di laut tantangan

Namun, sang pelaut tak patah arang
Menuju pulau kedamaian di ujung seberang
Layar perahunya dikibarkan sebagai genderang
Mengarungi samudera bergelombang garang
Dalam terpaan badai, dia berjuang
Terkadang teringat perkataan orang,
“Engkau manusia bodoh, mengorbankan rasa senang
Melangkahkan kaki dalam perang
Hanya untuk kebenaran yang sudah hilang!”

Berulang kali tak terbilang
Pikiran ragu datang meronta ingin pulang
Namun, keyakinan tegar berpantang
Di antara sambaran petir terang benderang
Walau perahunya robek seakan mengerang
Hatinya tetap teguh berkumandang
Melantunkan nada-nada sayang

Dan badai pun berangsur sepi
Bersama wajah ombak yang melandai
Mengalunkan lembut sang pelaut ke tempat yang diingini
….
Sang pelaut gembira tak terkata
Merasakan cita-cita menjadi nyata
Nafasnya bebas sambil berkata
“Kalianlah yang bodoh, yang menutup mata
Pada kukuhnya fakta
Lagi enggan menuju pulau realita
Yang penuh dengan cinta!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar