Rabu, 25 April 2012

Menaklukkan Ketakutan #3




Akhirnya, sampai juga di pertanyaan terakhir,
Untuk apa rasa-rasa ini (gelisah, marah, ragu, khawatir, bingung, dan segala macam rasa yang tak mengenakkan itu) ada? Dan bagaimana cara menaklukkannya seperti yang tertera di judul atas?

Kawanku, menurut kalian untuk apakah ada rasa asin, rasa manis, rasa pahit, rasa asam, dan lain-lain rasa?

Ya, agar kita dapat bersyukur karena masih dapat diberikan kemampuan untuk merasakan rasa itu. Hingga lidah kita serasa berwarna. Dan kedua agar kita dapat merasakan kualitas dari setiap makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Maka begitupula, dengan perasaan-perasaan ini (gelisah, marah, ragu, khawatir, bingung, dan segala macam rasa yang tak mengenakkan itu).

Pertama memberikan kesempatan pada kita untuk bersyukur. Pada saat kita mendapatkan suatu perasaan, itu menunjukkan bahwa kita punya perangkat untuk merasakan perasaan itu. Perangkat itu, bisa berupa fisik, materi, lingkungan, maupun suatu yang abstrak seperti ilmu. Contoh, kegelisahan seorang pelajar saat mengerjakan PR menunjukkan bahwa dia bisa bersekolah, bisa membeli pakaian-pakaian sekolah. Punya uang untuk biayanya, dan memiliki otak cemerlang untuk diterima di institusi pendidikan. Bandingkanlah dengan anak-anak jalanan, membaca tak bisa, beli sepatu tak bisa, apalagi sampai membeli seragam.

Kedua. Dengan perasaan-perasaan ini kita pun dapat mengenali kualitas dari situasi hidup yang kita alami. Misal, Bro merasa bingung, saat mengerjakan tugas dosen. Itu menunjukkan bahwa kualitas otak Bro perlu diasah lagi biar tajam, setajam silet, hehe…

Terus,
bagaimana cara menaklukkan rasa takut seperti yang tertera di judul atas?
Kita udah banyak cerita nih, mengenai rasa-rasa yang tak enak, seperti gelisah, marah, ragu, khawatir dan bingung. Kita juga udah tahu, kalau perasaan-perasaan tak enak itu seperti ikan dalam kolam ketakutan. Artinya, tanpa ada rasa takut perasaan-perasaan negatif ini tak kan ada. Namun, begitu, toh, perasaan-perasaan negatif ini pun masih punya nilai guna, seperti cerita kita di atas.

Dan khusus bagi kawan-kawan yang mau menaklukkan rasa takut, bersiap-siaplah… Pakai dulu jaket hangatnya, sebab rasanya lebih dingin dari oreo rasa baru, lho… hehe… jadi, inget Afika…

Dikisahkan, waktu kecil Asep Medi pernah “katinggang eureup-eureup”, entah apa bahasa Indonesianya. Kira-kira deskripsinya begini, kau tidur, dan dalam mimpi kau bertemu dengan makhluk-makhluk yang menakutkan. Dan karena mereka menakutkan, kau pun jadi ketakutan. Biasanya, dalam mimpi itu kau akan melihat makhluk-makhluk itu mengejarmu. Sedang tubuhmu waktu itu serasa kaku. Ingin rasanya kau berteriak, namun apa daya, kau seperti tertimpa sesuatu yang teramat berat. Mulutmu seolah sulit untuk mengeluarkan sepatah suara pun.

Kira-kira seperti itulah kejadiannya. Dan Asep kecil mengalaminya berkali-kali, sampai suatu hari dia bertekad untuk “mengalahkan” makhluk-makhluk seram dalam mimpinya itu. Percobaan pertama, ia tidur di samping ibunda yang sedang nonton tv waktu itu. Harapannya, agar kalau Asep kecil tertimpa “eureup-eureup”, dia bisa menggerak-gerakkan kakinya, biar dibangunkan oleh ibundanya. Istilahnya, persiapan kalau gagal mengalahkan si eureup-eureup itu. Hehe…

Asep kecil sengaja tidur tanpa berdo’a agar dia bermimpi bertemu dengan makhluk-makhluk menyeramkan itu. Dan niatnya pun kesampaian. Dalam mimpi ia mimpi dikejar-kejar oleh seorang wanita buruk rupa yang bisa terbang. Mungkin kau dapat menyebutnya nenek lampir. Singkat cerita kau dikejar nenek lampir itu, dan ternyata “tekad” itu langsung menciut. Kau pun berusaha sekuat tenaga agar bisa bangun dari mimpi serammu. Dan untuk kali ini kau lebih cepat terbangung daripada biasanya.

Asep kecil merasa menyesal, dia telah menyalahi tekadnya. Maka segera setelah bangun dari tidurnya ia kembali tidur, dan bermimpi seperti itu lagi. Namun, kali ini terjadi sebaliknya. Mula-mula Asep kecil memang ketakutan, namun, ia mencoba untuk bersikap tenang. Saat nenek lampir itu mengejarnya. Ia mencoba untuk diam. Bersikap tenang, mencoba untuk menghilangkan rasa takut yang ada dalam dirinya dengan memperhatikan rasa takut itu. Asep mencoba untuk menguasai dirinya dan meyakinkan bahwa rasa takut itu tak kan dapat menguasai dirinya lagi.

Ia lebih tenang sekarang, dan sepertinya sudah mulai memahami bahwa rasa takut bukanlah Tuhan yang harus diikuti kehendaknya. Maka ketika si nenek lampir mendekatinya, ia hantamkan pukulan tepat di muka si nenek lampir. Asep kecil merasa mendapat angin segar, ia merasa tubuhnya lebih ringan, bahkan dalam mimpinya dia bisa lebih cepat dari nenek lampir yang dapat terbang. Ia pun segera, mengejar nenek lampir yang kelihatan ketakutan. Di alam mimpi, kau menghajar nenek lampir itu habis-habisan. Lalu, kau habisi pula semua makhluk-makhluk yang sebelumnya kau anggap menyeramkan di alam mimpi itu. Semuanya terlihat lari terbirit-birit. Dan paginya, kau terbangun dengan rasa puas dan tubuh yang lebih segar.

Rasa takut bukanlah Tuhan yang harus diikuti kemauannya. Itulah kata kuncinya. Ya, terdengar sederhana dan mungkin kawan-kawan semua akan berkata kalau itu tidak mudah!!

Ya, dan aku pun akan berikan beberapa triknya, yakni…

Pertama. Perhatikanlah perasaan takut itu, tanpa penolakan juga bukan untuk diikuti. Terimalah dia sebagaimana adanya, yakni sebagai suatu rasa takut yang ada dalam dirimu, bukan dirimu sendiri.

Ketika rasa takut datang, amatilah bagaimana rasa takut itu mencoba untuk menguasaimu. Namun, kau harus sadar, bahwa rasa takut itu tak kan dapat berbuat apapun, jika tak diberi tenaga. Dan tenaga yang mendorong rasa takut menjadi kuat ialah khayalan terhadap sesuatu yang di luar sekarang. Bisa jadi masa lampaumu, atau bayanganmu terhadap yang mungkin terjadi atau tak kan pernah terjadi di masa depan.

Energi rasa takut berasal dari khayalan di luar waktu sekarang. Jika kau fokus pada waktu sekarang, maka kau tahu tak ada sesuatu yang ditakutkan. Kau tahu bahwa rasa takut itu berasal dari dalam dirimu sendiri bukan sesuatu yang datang atau akan datang dari luar dirimu. Rasakanlah, itulah kuncinya.

Merasa, kemudian memahami, dan akhirnya menyadari. Bahwa kau sudah sewajarnya dapat mengendalikan dirimu.

Trik kedua, ragukanlah

Apakah kau pernah meragukan pikiran optimismu? Jika pikiran baik saja kau ragukan kenapa kau tak mau meragukan pikiran burukmu?

Ragukanlah setiap pikiran buruk yang ingin menguasai dirimu. Tanyakanlah hal-hal ini, kepadanya,
“Apa benar itu ada? Kenapa itu ada? Bagaimana prosesnya menjadi ada? Apa buktinya?”
“Apa benar itu akan terjadi? Apa buktinya? Apa gunanya kalau aku mempercayai pikiran buruk ini?”
Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang aku yakin kalian sangat mahir dalam mengajukannya. Ya ku yakin kalian dapat menemukan jenis-jenis pertanyaan yang cukup adil untuk mendapatkan pengetahuan yang perlu dan harus kau dapatkan.

Trik ketiga, nekatlah.

Eh, apa maksudnya?
Ini bukan berarti kau bertindak serampangan tanpa mempertimbangkan kemungkinan akibat yang akan kau terima di waktu yang akan datang. Ini hanyalah berarti kau mengikuti 2 tahap saja dalam bersikap. Yakini lalu lakukan. Ya, seperti prinsip dalam bela diri aikido. Ini juga merupakan rahasia dari keberanian yang selalu menghiasi para praktisi bela diri.

Hanya, yakin dan langsung lakukan. Untuk mencapai tahap yakin, tentu kau harus mengumpulkan informasi-informasi yang perlu kau dapatkan, kemudian memilahnya, mengolahnya, dan akhirnya memahaminya. Setelah itu. Lakukan segera, jangan berfikir lagi. Contoh,

Bro, mulanya takut ular. Dan  Bro berencana untuk belajar menaklukkan ular. Singkat cerita sekarang Bro sedang mengikuti training penaklukkan ular. Lalu, tibalah giliran Bro buat mempraktekkan apa yang dipelajari Bro. Pelatih menyuruh agar Bro, segera mempraktekkannya.

Jika Bro, masih berfikir,”Apakah ku dapat melakukannya atau nggak?” maka Bro akan mendapatkan rasa takut itu lagi.

Namun, jika Bro, langsung saja melakukan apa yang disuruh Pelatih, maka Bro akan mendapatkan hadiah rasa yang lebih lega. Kemudian Bro mencoba, dan yakinlah bahwa percobaan selalu memberikan kita dua hasil, sukses di percobaan pertama atau belajar untuk sukses di percobaan berikutnya.

Sekarang, terserah Bro mau ngelakuin yang mana. And what do you want to know about me? This is all about me…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar