Senin, 23 April 2012

Dicium Jin




Nah, sekarang waktunya, bercerita tentang sesuatu yang supranatural, hihihihi…  Miraishi mungkin yang paling tertarik, jika aku menceritakan  bagian ini…

Ibuku menceritakan kepadaku…

Suatu ketika, di waktu jasadku masih berbentuk boneka ajaib alias bayi. Di daerah Munjul, Tangerang tempatnya, dan di waktu malam waktunya. Ibuku, sendirian di kontrakkan kami, sedang ayahku belum pulang dari berdagang. Seperti biasa selepas ba’da solat, ibu berwirid di atas sajadah, sedang aku terbaring tidur di atas ranjang sederhana. Tak ada yang berbeda untuk beberapa waktu, hingga suhu udara terasa berbeda. Ibu, merasa ada sesuatu yang aneh, maka didorong rasa khawatir dan penasaran, menolehlah ibunda ke arah tempatku terlelap.

Dan…
Terlihat seorang gadis cantik, melayang…. Perlahan ke arahku, tanpa menapaki tanah. Dia berbaju oranye, dan semakin lama, semakin mendekatiku… Ibu hampir hilang kesadaran, tubuhnya gemetar, dalam hatinya berusaha sekuat daya untuk menyadarkan diri dengan berzikir… gadis itu terus mendekatiku dan hampir menyentuhkan bibirnya ke pipi sang bayi…
Ibunda, terus berzikir, meski bibir dan badan beliau terasa sangat kaku, seolah-olah ditimpa sesuatu yang memberatkan. Beliau melafazkan ayat qursy dalam hati, berkali-kali… sambil bercucuran air mata…

Gadis itu terus mendekati sang bayi, dan…
Entah tersentuh atau tidak, namun gadis itu menoleh ke arah ibunda, yang sedang berusaha sekuat upaya untuk menguasai diri… kemudian, gadis itu membalikkan tubuhnya dan melayang, menembus pintu…

Tidak lama kemudian, ayahku pulang, dan sambil bercucuran air mata, ibuku menceritakan kejadian itu pada ayah. Ayahku mengiyakan, dan tanpa memberitahukan kejadian lampau di tempat itu, Ayah berkata, “Berzikirlah terus-menerus, dan tetapkanlah kesadaranmu setiap waktu”.

Konon, katanya menurut cerita penduduk setempat. Berwaktu-waktu ke belakang, di tempat yang sekarang kami tempati, pernah terjadi pembantaian, dan salah seorang korbannya, ialah seorang gadis remaja, yang terkenal cantik. Mungkinkah??

Yang pasti bukan, sebab ruh manusia yang meninggal akan dimintai pertanggung jawabannya dalam menggerakkan jasad yang ia tumpangi selama di dunia. Barangkali yang paling mendekati kebenaran, ia adalah jin. Jin itu ada, bahkan setiap manusia selalu didampingi jin. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Ahmad dari Siti ‘Aisyah ra, bahwa Rosululloh saww. pada suatu malam keluar dari tempat pembaringan ‘Aisyah. ‘Aisyah lalu melanjutkan kisahnya seraya menaruh kecurigaan. Sebentar kemudian beliau datang dan ternyata beliaupun mengetahui apa yang aku (‘Aisyah) perbuat.
Rosululloh saww       :“Sedang apa ‘Aisyah? Apakah engkau cemburu?”
‘Aisyah              : “Sudah sepantasnyalah orang seperti saya ini cemburu kepada seorang yang dalam segala-galanya seperti engkau
Rosululloh saww.      : “Apakah setanmu sedang menguasai kamu?”
‘Aisyah                    : “Yaa Rosululloh, apakah ada setan yang selalu menyertaiku?
Rosululloh saww.      : “Ya benar, bahkan setiap manusia pasti disertai setan.
‘Aisyah                    : “Apakah termasuk engkau yaa Rosululloh?”
Rosululloh saww.      : “Ya, tapi Alloh selalu melindungiku sehingga setanku masuk Islam”.

Dan atsar dari Shabat Ibnu Mas’ud ra yang termaktub dalam kitab Ghoroib wa Ajaibul Jin karya Imam Asy-Syibli,
“Tak ada seorang pun dari kamu kecuali ada jin yang diserahi untuk menyertainya. Ditanyakan kepada Rosul saww: Apakah engkau juga wahai Rosul?, Beliau saww bersabda: Ya, tapi Alloh menolongku, sehingga ia masuk Islam dan hanya menyuruhku untuk berbuat baik”

Bisa jadi, yang terjadi padaku waktu itu ialah, suatu hal yang dapat dikategorikan dalam “gangguan jin jahat terhadap anak kecil yang operasinya malam hari” sebagaimana telah diingatkan oleh sabda Rosul saww dalam Shahihain,
“Jika engkau berada di rumah dan malam mulai masuk, maka kekanglah anak-anakmu (dalam rumah) karena setan pada saat itu mulai beroperasi. Jika telah berlalu beberapa saat dari malam itu, bolehlah kau lepas anak-anakmu itu. Kuncilah pintu dengan menyebut nama Alloh Swt (karena setan tidak mampu membukanya sebagaimana riwayat yang lain). Dan tutuplah semua tempat makanan dan minumanmu dengan menyebut nama Alloh Swt. Meskipun hanya meletakkan sesuatu diatas tempat makan dan minum tersebut, serta matikanlah lampu-lampumu”

Alangkah baiknya jika kita mempraktekkan Sunnah Rosul ini, untuk mencegah anak-anak kita dari gangguan jin jahat (setan) di malam hari. Terdapat juga sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Harbu Al-Karmani dari Al-Hasan bin Mahdi bin Malik dari Ubaidillah bin Musa dari Abu Ubaidah, ia berkata bahwa Rosululloh saww bersabda yang artinya kurang lebih,
“Buatlah tempat mandi yang diberi pagar dan berada didalam rumah agar tidak dipergunakan setan untuk mengganggu anak-anakmu”

Imam Harbu berkata, “Aku pernah mendengar Imam Ahmad berkata: Tidak apalah seseorang membuat tempat mandi di luar rumah, tetapi kalau hal itu digunakan setan untuk mengganggu anak-anak, aku tidak senang”.

Namun, perlu diingat bahwa jin itu takut pada manusia, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dunya dari Hashin dari Imam Mujahid,
“Pada suatu malam aku (Imam Mujahid) sedang melakukan solat. Tiba-tiba ada sesosok anak kecil berdiri di depanku, dan aku bermaksud mengikatnya. Tetapi dengan secepat kilat anak itu meloncat lewat tembok dan terjatuh. Aku yakin kalau ia jatuh, sebab kudengar ada suara seorang yang terjatuh di belakang tembok itu, sedangkan gerangan seorangpun tak ada di sana. Setelah itu ia tidak kembali menggangguku lagi.”

Demikian kasus riwayat yang pernah dialami oleh Imam Mujahid. Beliau menambahkan penjelasannya. “Bahwa sesungguhnya para jin itu sama takut kepada manusia, sebagaimana manusia takut kepada jin”.
Imam Harun bin Abdullah Al-Bazar juga pernah meriwayatkan suatu kisah yang dialami oleh seorang yang sudah tua yang dikenal dengan nama Abu Syura’ah, ia berkata,
“Pada suatu malam Syaikh Yahya bin Al Jazzar melihat aku sedang ketakutan, sehingga aku tidak berani memasuki suatu gang. Maka beliau berkata, “Sesungguhnya sesuatu yang kamu takuti itu lebih takut kepadamu, ia telah lari jauh-jauh karena ketakutan”

Ada suatu riwayat lagi yang diwartakan oleh Ishak bin Ibrohim dari Muhammad bin Jabir dari Hamad dari Mujahid bahwa ia berkata,
“Setan itu lebih takut kepada manusia dari pada takutmu terhadap setan itu. Maka apabila kamu diganggu oleh setan, maka janganlah kamu lari daripadanya. Sebab bila engkau lari ketakutan, maka setan itu akan menjadikanmu sebagai kendaraannya”

Simpulannya, terpujilah orang yang mengikuti anjuran sunnah untuk menjaga anak-anak dari gangguan jin jahat (setan). Namun, dalam upaya menjaga anak-anak itu, hendaklah dibarengi dengan keikhlasan, bukan karena takut oleh jin, sebab sebagaimana diriwayatkan di atas bahwa jin sesungguhnya lebih takut kepada manusia, dibanding manusia kepada jin.

Eh, malah berdalil ini teh, hhh…
Demikianlah, salah satu cerita kecilku… what do u want to know about me? This is all about me…

1 komentar: